Di sana, ia meraih gelar magister of arts (MA) pada tahun 1988, sebuah pencapaian yang memperkuat fondasinya sebagai seorang ekonom.
Karier Faisal Basri dimulai pada tahun 1981 sebagai peneliti dengan pangkat Junior Research Assistant di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi UI.
Keahlian dan dedikasinya membuatnya naik pangkat, menjadi Wakil Direktur LPEM pada tahun 1991, dan kemudian menjabat sebagai Direktur LPEM pada tahun 1993.
Sebagai putra berdarah Batak Mandailing, Faisal Basri tidak hanya aktif sebagai peneliti tetapi juga sebagai dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI. Ia mengajar berbagai mata kuliah, termasuk Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi.
Kontribusinya di dunia akademik sangat besar, mengingat ia juga mengajar di berbagai program pascasarjana di UI hingga tahun 2024.
Karir Faisal Basri di Politik
Selain berkarier di bidang akademik, Faisal Basri juga aktif dalam mendirikan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) pada tahun 1995 hingga 2000, sebuah lembaga yang berfokus pada kajian ekonomi dan kebijakan publik.
Kiprahnya di dunia politik dimulai dengan menjadi salah satu pendiri Majelis Amanah Rakyat (MARA) yang kemudian melahirkan Partai Amanat Nasional (PAN) pada awal reformasi. Dari sini, ia ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal PAN pertama pada periode 1998-2000.
Meskipun memilih mundur dari PAN pada Januari 2001, Faisal tetap terlibat dalam dunia politik dengan mendirikan organisasi Pergerakan Indonesia. Organisasi ini menjadi wadah bagi Faisal untuk terus berkontribusi dalam ranah politik Indonesia.
Tak hanya itu, Faisal juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional sejak Kongres I pada 2004 hingga 2010.
Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta tahun 2012, Faisal Basri maju sebagai calon gubernur melalui jalur independen. Ia kalah suara dari kandidat lainnya seperti Joko Widodo, Hidayat Nur Wahid, dan Fauzi Bowo.