Mereka sebelumnya suah mengajukan proposal permohonan bantuan atas rekomendasi KBRI di SUdan Mei 2020 lalu.
Melalui proposal tersebut, mereka mengharapkan bantuan moril dan materil dari pemerintah Kepulauan Riau.
Baca Juga: Jawa Tengah Songsong New Normal, MUI Bolehkan Warga di Zona Hijau Ibadah di Masjid
Termasuk meminta bantuan obat-obatan dan sejumlah peralatan yang dibutuhkan agar tetap selamat dari penyebaran pandemi COVID-19.
"Namun, untuk saat ini pengiriman barang ke Sudan sangat sulit dilakukan. Bantuan yang memungkinkan berupa uang," tuturnya.
Aplagi, kata Syarif, saat ini Komite Tinggi Darurat Kesehatan Sudan teah memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di ibukota Khartum selama dua pekan, terhitung sejak 1-18 Juni 2020.
Baca Juga: Hindari Gelombang Kedua COVID-19 Saat New Normal, Perketat Protokol Kesehatan di Pasar Tradisional
"Hingga saat ini kegiatan kampus jug masih dihentikan sampai waktu yang belum ditentukan, dikarenakan pandemi COVID-19 belum reda," ungkapnya.
Kendti begitu, dia mengatakan, sempat ada donatur yang menyisihkn sebagian rejekinya untk mahaiswa Indonesia di Sudan.
Di antara mereka yaang medapatkan bantuan adalah mahasiswa yang bergabung dalam Serumpun Mahasiswa Riau Sudan (SEMARI).