Menkes Terawan Dinilai Biang Kerok Penanganan Covid-19, Faisal Basri: Dia yang harus Dipecat Pertama

4 Juli 2020, 07:10 WIB
EKONOM Faisal Basri .* /AMIR FAISOL/PR/.*/Dok. PR

PR BOGOR - Ekonom Senior, Faisal Basri menilai sumber masalah lambatnya penanggulangan bencana Covid-19 di Indonesia bersumber dari Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto sebagai leading sector dalam krisis ini.

Faisal Basri lantas menyebut, Menkes Terawan layak digantikan dengan kandidiat lain untuk menjabat posisi Menteri Kesehatan.

Diberitakan di Galamedia.pikiran-rakyat.com, Jumat 3 Juli 2020, peneliti senior INDEF ini menyebut anggaran di Kementerian Keuangan bukan tidak ada, namun tentu dana tersebut tidak bisa keluar kalau tidak ada rencana kerja.

Baca Juga: Kunjungi PBNU, MPR RI Nyatakan Setuju DPR Batalkan Pembahasan RUU HIP yang Menuai Kontroversi

"Sumber masalah adalah Kementerian Kesehatan yang tidak memasukkan rencana kerja, yang harus dipecat pertama Menteri Kesehatan," kata Faisal Basri.

Faisal Basri menyebut kerja maksimal Kementerian Keuangan menganggarkan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp641,17 triliun mandek karena realisasinya yang lamban.

Kementerian Keuangan mencatat, dana realisasi di bidang kesehatan baru tersalurkan sebesar 4,68 persen per 26 Juni 2020.

Baca Juga: Terbongkar! Oknum Pegawai Starbucks yang Intip Pengunjung Wanita Mangaku Senang dengan Sang Korban

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu menyebut, kendala terletak pada kakunya sistem administrasi dan verifikasi insentif tenaga kerja dan lambatnya verifikasi klaim perawatan pasien di RS.

"Penyerapan di kesehatan masih rendah, mulai ada pergerakan tapi mudah-mudahan minggu depan akan bergerak cukup jauh dibandingkan minggu ini," katanya.

Sebelumnya diberitakan di Pikiranrakyat-bogor.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh menteri di kabinetnya agar menyamakan satu presepsi menanggapi krisis pandemi Covid-19.

Baca Juga: Menyesal Nekat Hadiri Pesta Selepas Karantina, Nahas Pria Ini Tewas Positif Corona Sehari Kemudian

Selain itu, Jokowi dengan tegas juga meminta agar seluruh menteri bekerja keras, tidak menanggapi krisis ini dengan enteng.

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) turut hadir dalam acara HUT Bhayangkara ke-74 di Istana Negara, Jakarta, Rabu 1 Juli 2020. Pada acara peringatan itu Jokowi bertugas sebagai inspektur upacara.*

"Perasaan ini tolong sama. Kita harus sama perasaannya. Kalau ada yang berbeda satu saja, sudah, berbahaya," ungkap Jokowi.

"Kalau saya lihat bapak, ibu masih melihat ini sebagai (hal, red) normal, berbahaya sekali. Kerja masih biasa saja. Ini kerjanya harus ekstra luar biasa, harus extraordinary!," ungkap Jokowi.

Baca Juga: Tak Mau seperti V BTS? Kenali Cholinergic Urticaria Penyakit Kulit yang Bisa Mengancam Jiwa

Lebih jauh, Jokowi menyebut, saat ini kinerja Kementerian Kesehatan belum optimal yang bisa dilihat dari penggunaan anggaran yang hanya dikeluarkan 1,53 persen dari anggaran yang ada, yakni Rp75 triliun.

Atas kondisi itu, Jokowi meminta sejumlah anggaran itu segera dikeluarkan dengan penggunaan-penggunaan yang tepat sasaran, sehingga bisa memicu pertumbuhan ekonomi nasional.

Jokowi mengancam akan melakukan reshuffle kabinet dan membubarkan lembaga pemerintahan lantaran menilai kinerja menterinya kurang serius menangani krisis Covid-19.

Baca Juga: PSBB Pra AKB di Kota Bogor, Bima Arya: Pekan Depan Ojol Angkut Penumpang dengan Protokol Covid-19

"Saya lihat masih banyak kita yang masih biasa saja. Saya jengkel di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis!," tegas Jokowi dengan nada tinggi.

Editor: Amir Faisol

Sumber: Galamedianews

Tags

Terkini

Terpopuler