“Jadi memang harus segera diputuskan karena harus ada dalam draft usulan di Pemprov Jabar, untuk usulan nama itu bukan dari Pemkot saja, tetapi juga ada masukan dari tokoh masyarakat, ” ucap Dedie.
Sementara itu, konsultan DED alun-alun Kota Bogor Prihantono mengatakan, nama alun-alun secara nomenklatur dari Pemprov Jabar adalah Alun-alun Kota Bogor. Namun dari wacana yang berkembang, penamaan alun-alun akan disesuaikan secara historal.
“Belum ada titik terang, nanti bisa diputuskan secara definitif nama itu, termasuk keberadaan patung Kapten Muslihat. Keputusannya lusa, apakah masih ada, atau diganti dengan patung Dewi Sartika setengah badan,” kata Prihantono.
Baca Juga: 2020 Industri Telekomunikasi Menyongsong Era Customer Centric
Nantinya, alun-alun Kota Bogor direncanakan dibangun dengan mengakomodasi fungsi taman dan alun-alun. Selain ruang terbuka hijau, alun-alun juga bisa digunakan untuk even massal seperti Salat Idul Fitri, konser dan sebagainya.
“Jadi bagaiamana nanti konsep aktivitas taman bisa terakomodir, alun-alun juga. Konsepnya lebih kepada milenial, bukan hanya sekadar tempat rekreasi, tetapi juga ruang olahraga, ruang edukasi, dengan bangunan diorama yang diminta Wali Kota Bogor. Kami juga siapkan wifi publik,” ucap Prihantono.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Perumahan dan Permukiman Jawa Barat Fammy Irawan mengatakan, anggaran pembangunan alun-alun senilai Rp 15 miliar akan segera diserahkan Pemprov Jabar ke Kota Bogor. Pengerjaan alun-alun semuanya diserahkan kepada Pemkot Bogor. Sementara Pemprov Jabar sifatnya hanya memonitor progres pembangunan.
Baca Juga: Tiga Tempat yang Identik dengan Kota Bogor
“Kita berharap Desember 2020 sudah bisa selesai, artinya Maret 2020 harus sudah ada pengerjaan. Kami sifatnya tidak memantau secara detil ya, kalau sudah diserahkan ke sini ya tanggung jawabnya ke sini,” kata Fammy.