Siapa Leo Tolstoy? Nama yang Disebut Silfester Matutina saat Debat dengan Rocky Gerung

Tayang: 5 September 2024, 12:30 WIB
Editor: Tim Pembrita Bogor
Leo Tolstoy, nama yang disebut dalam perdebatan Silfester Matutina dan Rocky Gerung di sebuah acara televisi swasta pada Rabu, 4 September 2024.
Leo Tolstoy, nama yang disebut dalam perdebatan Silfester Matutina dan Rocky Gerung di sebuah acara televisi swasta pada Rabu, 4 September 2024. /Foto: Britannica

PEMBRITABOGOR.COM - Perdebatan sengit antara pengamat politik Rocky Gerung dan Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina di sebuah acara televisi menjadi sorotan pada Rabu, 4 September 2024 lalu. Pertarungan argumen yang tajam hingga tensi memuncak, menggambarkan betapa panasnya suasana debat tersebut. Bahkan, Silfester terlihat begitu kesal hingga mendekati Rocky seolah menantangnya secara fisik.

Perdebatan dimulai ketika Rocky Gerung melontarkan pertanyaan terkait penulis buku filsafat Being and Nothingness. Ia menantang Silfester untuk menyebutkan siapa yang menulis buku tersebut. "Anda tahu siapa penulis buku itu?" tanya Rocky dengan nada yang menantang.

Silfester, yang merasa disudutkan, membalas dengan menyebutkan sejumlah nama besar yang telah ia baca sejak kecil.

"Rocky, saya sudah baca MAW Brouwer, Gus Dur, Leo Tolstoy sejak SD, jadi tidak perlu membahas hal seperti itu," jawab Silfester dengan nada kesal.

 Silfester Matutina berdebat panas dengan Rocky Gerung
Silfester Matutina berdebat panas dengan Rocky Gerung X

Namun, bukan Rocky Gerung jika tidak mampu membalikkan situasi. Dengan tenang, ia melanjutkan serangannya.

"Anda bilang membaca MAW Brouwer, Gus Dur, dan Leo Tolstoy? Bagian mana dari karya Leo Tolstoy yang Anda baca? Which one?" tanya Rocky, mempertanyakan bacaan Silfester.

Pertanyaan ini membuat Silfester tidak menjawab dan malah mengalihkan topik.

Silfester memilih untuk membawa perdebatan ke isu terkini, mengabaikan pertanyaan Rocky. Ia menuduh Rocky hanya sibuk mengkritik Presiden Jokowi tanpa memberikan kontribusi nyata.

"Apa manfaat Anda untuk Republik ini? Jokowi seribu kali lebih bermanfaat daripada Anda. Anda terus mengkritik Jokowi, tetapi dia tidak pernah membalas," serang Silfester dengan nada tajam.

Rocky tetap tenang dan mencoba kembali mengarahkan perdebatan ke pertanyaan awal. Namun, Silfester tampaknya lebih tertarik untuk menyerang Rocky secara personal.

Ia menyindir Rocky dengan sebutan 'bujang lapuk' dan menyebutnya sebagai seorang pecundang. Serangan ini tentu saja tidak relevan dengan topik perdebatan, tetapi cukup untuk memperlihatkan betapa tegangnya suasana di studio.

Siapa Leo Tolstoy?

Rocky Gerung dikenal sebagai sosok yang kerap kali membawa referensi filsafat dalam diskusi politik. Salah satu nama besar yang kerap ia sebutkan adalah Lev Nikolayevich Tolstoy, penulis besar Rusia yang lahir pada 9 September 1828 di Yasnaya Polyana.

Tolstoy yang lahir dari keluarga bangsawan lebih memilih menjalani hidup dengan sederhana di pedesaan, di mana ia sering berjalan tanpa alas kaki dan membantu para petani setempat.

Tolstoy yang dikenal dengan karya-karya besar seperti War and Peace dan Anna Karenina, sering mencerminkan kecintaannya pada kehidupan desa dalam karakter-karakter novelnya.

Misalnya, karakter Konstantin Levin dalam Anna Karenina adalah representasi dari pandangan Tolstoy terhadap kehidupan pedesaan yang tenang dan sederhana.

Menariknya, Tolstoy bukan hanya seorang penulis, tetapi juga seorang pemikir yang disiplin dalam menjalani rutinitas sehari-harinya.

Terinspirasi oleh 13 kebajikan Benjamin Franklin, Tolstoy menetapkan kebiasaan sehari-hari yang ketat seperti tidur tepat waktu dan membatasi kebiasaan buruknya, termasuk berjudi dan mengunjungi rumah bordil. Kedisiplinan ini menjadi bagian dari upaya Tolstoy untuk hidup lebih bermakna dan menghindari godaan duniawi.

Dalam perjalanan hidupnya, Tolstoy juga terlibat dalam Perang Krimea sebagai perwira artileri dan menulis kisah-kisah tentang perang yang membuatnya semakin dikenal sebagai seorang sastrawan.

Meskipun lahir dari keluarga bangsawan, Tolstoy menolak kehidupan mewah dan lebih memilih menjalani kehidupan sederhana. Ia fasih dalam berbagai bahasa dan memiliki koleksi buku yang mengesankan di perpustakaannya.

Namun, di balik sosoknya yang sederhana dan penuh kebijaksanaan, Tolstoy juga dikenal karena pandangannya yang kontroversial terhadap agama dan negara.

Baca Juga: Profil Silfester Matutina, Sosok Pembela Jokowi yang Viral Usai Debat Panas dengan Rocky Gerung

Pandangannya yang kritis terhadap Gereja Ortodoks Rusia dan peran negara dalam kehidupan rakyat membuatnya dikucilkan oleh gereja dan diawasi ketat oleh pemerintah Rusia pada masanya.

Pada akhirnya, Tolstoy meninggal dunia pada 20 November 1910 akibat pneumonia, setelah memutuskan untuk meninggalkan keluarganya dan menjalani kehidupan yang lebih mendekati spiritualitas.

Ide-ide dan karya-karyanya terus memberikan pengaruh besar pada tokoh-tokoh dunia seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King Jr., serta melahirkan sekte Tolstoyan yang mencampurkan pasifisme dengan anarkisme Kristen.***


Tags

Terkini

Trending

Berita Pilgub