"Apa manfaat Anda untuk Republik ini? Jokowi seribu kali lebih bermanfaat daripada Anda. Anda terus mengkritik Jokowi, tetapi dia tidak pernah membalas," serang Silfester dengan nada tajam.
Rocky tetap tenang dan mencoba kembali mengarahkan perdebatan ke pertanyaan awal. Namun, Silfester tampaknya lebih tertarik untuk menyerang Rocky secara personal.
Ia menyindir Rocky dengan sebutan 'bujang lapuk' dan menyebutnya sebagai seorang pecundang. Serangan ini tentu saja tidak relevan dengan topik perdebatan, tetapi cukup untuk memperlihatkan betapa tegangnya suasana di studio.
Siapa Leo Tolstoy?
Rocky Gerung dikenal sebagai sosok yang kerap kali membawa referensi filsafat dalam diskusi politik. Salah satu nama besar yang kerap ia sebutkan adalah Lev Nikolayevich Tolstoy, penulis besar Rusia yang lahir pada 9 September 1828 di Yasnaya Polyana.
Tolstoy yang lahir dari keluarga bangsawan lebih memilih menjalani hidup dengan sederhana di pedesaan, di mana ia sering berjalan tanpa alas kaki dan membantu para petani setempat.
Tolstoy yang dikenal dengan karya-karya besar seperti War and Peace dan Anna Karenina, sering mencerminkan kecintaannya pada kehidupan desa dalam karakter-karakter novelnya.
Misalnya, karakter Konstantin Levin dalam Anna Karenina adalah representasi dari pandangan Tolstoy terhadap kehidupan pedesaan yang tenang dan sederhana.
Menariknya, Tolstoy bukan hanya seorang penulis, tetapi juga seorang pemikir yang disiplin dalam menjalani rutinitas sehari-harinya.
Terinspirasi oleh 13 kebajikan Benjamin Franklin, Tolstoy menetapkan kebiasaan sehari-hari yang ketat seperti tidur tepat waktu dan membatasi kebiasaan buruknya, termasuk berjudi dan mengunjungi rumah bordil. Kedisiplinan ini menjadi bagian dari upaya Tolstoy untuk hidup lebih bermakna dan menghindari godaan duniawi.
Dalam perjalanan hidupnya, Tolstoy juga terlibat dalam Perang Krimea sebagai perwira artileri dan menulis kisah-kisah tentang perang yang membuatnya semakin dikenal sebagai seorang sastrawan.