3 Puisi Religi Pilihan Bisa dan Cocok Dibacakan di Hari Jumat: Ayat-ayat Bijaksana Terhampar

- 9 April 2021, 07:46 WIB
Ilustrasi puisi religi bisa dibaca di hari Jumat. /Pixabay/
Ilustrasi puisi religi bisa dibaca di hari Jumat. /Pixabay/ /

PR BOGOR - Jumat pada hari ini tepat memasuki pekan kedua di bulan Maret 2021.

Hari Jumat merupakan satu di antara hari yang paling istimewa.

Bagi Anda yang senang membaca puisi, berikut 3 puisi religi pilihan yang bisa menemani di waktu luang, dikutip PRBogor.com dari Jendela Sastra:

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat, Bagaimana Puasa Bisa Mengantarkan Kita Kepada Takwa?

Hati yang Taubat
Oleh : Nambo Mudo 

Di sepanjang perenungan
Ayat-ayat bijaksana terhampar
Sebait arif berbunga lalu gugur
Sebelum seekor rasa menghisap madunya.

Di benteng sunyi perenungan
Hening menjadi tikam meresahkan
Makna mungkin belum sepadan
Lantaran ego belum tertaklukan

Adapun di sini,
Dikeriuhan hasrat menggelora
Bunga-bunga rasa bermekaran
Berebut menyuguhkan wangi
Pada hati yang terikat janji.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1442 H di Kabupaten Bogor, Lengkap hingga Waktu Berbuka Puasa

Sepenggal Doa di Malam Sunyi
Oleh: Beni Guntarman

Sepenggal do’a terlontar di kesunyian malam
kutatap dinding-dinding membatu, jendela berembun
kodok dan jangkrik terasa ikut mengusik dingin di tubuh

Harap dan kabul terasa menggayut, tasbih berputar cepat
jempol dan jari telunjuk bergerak dan bergerak menggiring hati
tiada yang terlintas kecuali harap harap dan harap di dalam Asma-Mu

Ya Robb. Sepenggal do’aku hanya di hati, lidahku kelu terkunci
hanya aku dan Engkau, tiada makhluk yang mendengar suaraku
mungkin tak tercatat, kuyakin Engkau Maha Mengetahui segalanya

Baca Juga: Puan Maharani Minta Pemerintah Tegas Terkait Larangan Mudik Lebaran 2021

Hamba yang Fakir
Oleh: Beni Guntarman

Kulihat engkau
semisal sajak, puisi, amsal, atau apa pun namamu
berlumpur kata berbalut makna
berserak di sepanjang jalan yang kulalui
jadi alas pijakan waktu, tersapu hembusan angin senja
dan ku lihat tanganmu memanggil
"tulis aku dalam nyanyianmu" ujarmu
"aku tak bisa menulis apalagi bernyanyi" jawabku
"ambil dan pungutilah aku di sepanjang jalanmu" lanjutmu
"untuk apa?" tanyaku
" untuk kau ketahui bahwa akulah kata
dengan kata engkau membaca, menyimak, dan memahami kehidupan" jelasmu
"aku tak bisa membaca" ujarku

Lalu kau katakan dengan bijak:
"kau punya mata maka melihatlah
kau punya telinga maka mendengarlah
kau punya lidah maka berbicaralah
kau punya akal maka berfikirlah
kau punya hati maka berdzikirlah
dengan mengerjakan itu semua berarti engkau telah membaca
membaca seperti yang diisyaratkan-Nya!***

Editor: Yuni


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x