PEMBRITABOGOR.COM - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) melakukan penyelidikan terkait penemuan tujuh jenazah yang mengambang di Kali Bekasi, Jatiasih, pada Minggu, 22 September 2024. Insiden ini diduga berkaitan dengan penanganan tawuran remaja yang terjadi di wilayah tersebut.
Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Uli Parulian Sihombing, menyatakan bahwa pihaknya telah memulai sejumlah langkah investigasi untuk menggali fakta-fakta di balik kematian tujuh orang tersebut.
"Kami tengah mengkaji berbagai bukti serta tindakan yang diambil oleh Polres Metro Bekasi untuk memastikan penanganan tawuran ini sesuai dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia," ujar Uli dalam keterangan pers yang dirilis pada Sabtu, 28 September 2024, melalui dokumen Nomor: 53/HM.00/IX/2024.
Sejak ditemukannya jenazah, Komnas HAM telah bergerak cepat dengan meminta keterangan dari beberapa pihak terkait.
Langkah pertama yang diambil adalah mendengarkan penjelasan dari Kapolda Metro Jaya serta jajaran di bawahnya yang bertanggung jawab atas keamanan wilayah tersebut.
Selain itu, Komnas HAM juga meminta informasi dari Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I Pusdokkes Polri yang menangani proses identifikasi dan visum terhadap korban.
Tak hanya itu, tim penyelidik juga telah mewawancarai sepuluh saksi mata yang berada di sekitar lokasi kejadian, khususnya mereka yang berada di wilayah Kali Bekasi pada saat peristiwa terjadi.
Komnas HAM juga telah melakukan kunjungan langsung ke sejumlah tempat, termasuk Kali Cikeas dan Kali Cileungsi, yang diyakini terkait dengan aliran air di Kali Bekasi.
"Saat ini, kami tengah mendalami fakta-fakta terkait bagaimana penanganan aksi tawuran oleh pihak kepolisian, apakah mereka telah bertindak sesuai prosedur yang menghormati hak asasi manusia," tambah Uli.
Tujuh jenazah pria ditemukan mengapung di Kali Bekasi pada Minggu, 22 September 2024. Diduga kuat, korban-korban ini melarikan diri dengan cara melompat ke sungai saat polisi berusaha menangkap mereka. Mereka diyakini tengah bersiap melakukan aksi tawuran ketika polisi datang melakukan patroli.
Seorang saksi mata, Aldo, yang kebetulan berada di sekitar lokasi kejadian, menyampaikan bahwa ia melihat sekitar 25 sepeda motor yang dikendarai oleh sekelompok pemuda melintasi wilayah tersebut sambil membawa senjata tajam.
"Saya melihat mereka datang berkonvoi dengan membawa senjata. Ketika mereka turun, mereka langsung berpencar. Warga di sini sempat meneriaki mereka sebagai begal, mungkin karena itu mereka melompat ke kali," ungkap Aldo.
Aldo menduga, kelompok pemuda itu nekat terjun ke Kali Bekasi yang terkenal memiliki arus deras untuk menghindari kejaran warga dan polisi.
Namun, arus sungai yang kuat diduga menghanyutkan mereka, hingga akhirnya jenazah mereka ditemukan mengambang di sungai.
Polisi Tetapkan 15 Tersangka
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto, dalam keterangannya mengatakan bahwa pihak kepolisian telah menetapkan 15 orang sebagai tersangka dalam kasus ini.
Penetapan tersangka dilakukan setelah polisi melakukan pengumpulan bukti dan keterangan dari sejumlah saksi yang berada di sekitar tempat kejadian.
"Kami masih menyelidiki dugaan bahwa sekelompok pemuda ini sengaja melompat ke kali untuk menghindari patroli polisi," jelas Karyoto.
Ia juga menegaskan bahwa tindakan patroli polisi di lokasi tersebut sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.
"Patroli kami dilakukan pada pukul 3.00 WIB, dan pada jam-jam seperti itu, seharusnya orang-orang berada di rumah untuk beristirahat," ujar Karyoto.
Baca Juga: Niat Cari Kucing yang Hilang, Cat Lovers Malah Temukan 7 Mayat Remaja di Kali Bekasi
Berdasarkan hasil penyelidikan awal, diketahui bahwa kelompok yang melompat ke Kali Bekasi tersebut diduga kuat akan terlibat dalam aksi tawuran.
Polda Metro Jaya sendiri telah memeriksa beberapa orang yang diduga terkait dengan kejadian tersebut, termasuk 15 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Polisi juga masih mendalami motif di balik aksi konvoi yang dilakukan oleh kelompok pemotor tersebut serta bagaimana insiden melompatnya mereka ke sungai bisa terjadi.***