PR BOGOR - Setelah muncul kontroversi terkait pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menonaktifkan dua anggotanya yang terlibat dalam pertemuan tersebut.
Menurut Ketua MUI bidang Fatwa, Asrorun Ni'am, keputusan ini didasarkan pada temuan bahwa keduanya pernah berkunjung ke Kedutaan Besar Israel di Singapura pada tahun lalu. Kedua orang ini berinisial MA dan AR, dan terlibat dalam NGO yang terafiliasi dengan Israel Penjajah.
Asrorun Ni'am menegaskan, "Ini cukup bagi kita untuk menonaktifkan keduanya, sambil kita akan meminta penjelasan lebih lanjut."
Dalam penjelasannya, Asrorun Ni'am menegaskan bahwa sikap MUI jelas mengutuk tindakan genosida yang dilakukan Israel dan mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina.
"Pengurus yang melakukan kunjungan ke Kedutaan Besar Israel ini jelas bertentangan dengan pandangan organisasi dan konstitusi MUI," tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan, mengingatkan agar semua elemen masyarakat berhati-hati terhadap upaya-upaya yang dapat melemahkan perjuangan membela Palestina.
"Kita tidak boleh terjebak dengan rayuan dan iming-iming yang bertentangan dengan prinsip solidaritas kita terhadap Palestina," katanya.
NU Pecat 5 Nahdliyin yang Berfoto dengan Presiden Israel
Langkah serupa juga diambil oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yang telah membahas pemecatan terhadap lima orang yang terlibat dalam pertemuan dengan Isaac Herzog.
Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Sekretaris Jenderal PBNU, mengungkapkan bahwa kelima orang tersebut akan dipanggil untuk memberikan keterangan lebih lanjut.