Lebanon Benar-benar Kacau Usai Ledakan Beirut, Bentrokan Hebat Pecah hingga Umumkan Keadaan Darurat

- 9 Agustus 2020, 11:58 WIB
Satu Polisi Tewas saat Lebanon Memanas Usai Ledakan Beirut.
Satu Polisi Tewas saat Lebanon Memanas Usai Ledakan Beirut. /AFP / Anwar Amro

PR BOGOR - Puluhan ribu orang berunjuk rasa, turun ke jalanan meluapkan kemarahan mereka atas ledakan mematikan di Pelabuhan Beirut pada Selasa 4 Agustus 2020.

Pengunjuk rasa yang berusaha mengamil alih gedung parlemen bentrok dengan Pasukan Keamanan Dalam Negeri (ISF).

Mereka berulang kali menuntut polisi, yang melawan balik dengan kabut tebal gas air mata dan peluru karet, serta penggunaan amunisi hidup secara sporadis yang ditembakkan ke udara.

Baca Juga: Ledakan Beirut Pensiunan Militer Kepung 4 Kantor Kementerian Luapkan Kemarahan, Minta Mereka Mundur

"Mereka telah mengambil semuanya dari saya - uang saya, masa muda saya dan sekarang mereka membunuh orang-orang saya," kata pengunjuk rasa berusia 26 tahun Sandra Khoury kepada Al Jazeera, sambil memegang sebatang tongkat di satu tangan dan sepotong bawang yang diendus para pengunjuk rasa, meringankan efek gas air mata.

Sebagai tanda solidaritas dengan para pengunjuk rasa, pemadam kebakaran Beirut yang kehilangan sedikitnya 10 anggotanya menolak meninggalkan pangkalan mereka untuk menyiram pengunjuk rasa dengan air.

Gubernur Beirut Marwan Aboud justru merespon masalah tersebut dengan mengeluarkan pernyataan seharusnya warga cukup menanggapi kebakaran saja, tidak merembet ke hal-hal lain yang mengandung unsur perpecahan.

Baca Juga: Hilang Kepercayaan, 6.000 Warga Lebanon Tandatangani Petisi Minta Prancis Kendalikan Negaranya

Berdasarkan ISF, seorang petugas tewas dalam bentrokan itu lantaran mendapatkan serangan pengunjuk rasa dan jatuh dari sebuah hotel di pusat Beirut.

Halaman:

Editor: Amir Faisol

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x