Tingkat Kematian Tinggi, Kota Guayaquil Mendapat Julukan 'Wuhan Baru'

- 4 Mei 2020, 17:03 WIB
PETI mati dijual di jalanan Kota Guayaquil, Ekuador 17 April 2020 di tengah pandemi virus corona.*
PETI mati dijual di jalanan Kota Guayaquil, Ekuador 17 April 2020 di tengah pandemi virus corona.* /(foto Pikiran Rakyat Bekasi.com)

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Wabah virus corona saat ini merupakan virus mematikan yang menjadi penyebab tingginya tingkat kematian manusia di dunia.

Salah satunya yang terjadi di Kota Guayaquil, Ekuador. Tingginya tingkat kematian akibat virus corona menyebabkan kota Guayaquil mendapat julukan 'Wuhan Baru'.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs Daily Star, pada Minggu, 3 Mei 2020, Guayaquil merupakan rumah bagi 2,3 juta orang dan kini telah mencatatkan setidaknya 7.000 kematian.

Baca Juga: Jumlah kasus COVID-19 Melonjak, 11.587 Orang Dinyatakan Positif

Pemerintah Ekuador menyatakan, terkait mayat-mayat yang tergeletak membusuk di jalanan lebih dari 100 mayat belum diidentifikasi dan banyak yang dikhawatirkan hilang.

Kondisi Kota Guayaquil yang didokumentasikan dalam bentuk foto digambarkan seperti kiamat kecil. Kondisi tersebut hampir serupa dengan kondisi Kota Wuhan saat kasus positif virus corona masih tinggi.

Tingginya angka kematian yang mencapai 50 sampai 500 orang per harinya membuat otoritas kesehatan Ekuador kewalahan.

Baca Juga: Berlayar di Antartika Selama Sebulan, Pippa Low: Dunia Menjadi Aneh Akibat COVID-19

Akibatnya, setiap keluarga korban harus menunggu kerabatnya dijemput atau disimpan di pinggir jalan dan hal itu bisa berlangsung sampai berhari-hari.

Salah seorang warga Guayaquil, Cesar Galvez menjelaskan ayahnya meninggal dunia dan mayatnya belum sempat dibawa ke rumah sakit karena otoritas kesehatan setempat yang kewalahan sehingga dirinya harus menjaga jasad ayahnya selama 3 hari.

"Kami tidak berdaya, tidak ada yang bisa andalkan. Semuanya menjadi sulit," kata dia.

Sumber artikel dari bekasi.pikiran-rakyat.com dengan judul "'Wuhan Baru' Muncul di Amerika Selatan, Mayat Menumpuk di Jalanan dan Seperti Kiamat Kecil"

"Bayangkan ada mayat di sana dan kami tidak bisa melakukan apa-apa. Itu sungguh sulit," tambah Galvez.

Kemiskinan, disorganisasi, dan pejabat yang tidak siap menjadi disinyalir menjadi kambing hitam krisis yang terjadi di Guayaquil.

Warga Guayaquil lainnya, Blanca Reyes mengungkapkan dirinya menerima telepon yang mengabarkan bahwa ayahnya dinyatakan meninggal dunia beberapa minggu setelah dia dilaporkan pulih dari infeksi virus corona.

Baca Juga: Pembelian Barang Paket Secara Online Bisa Jadi Sumber Penyebaran COVID-19, ini Faktanya!

Namun, pihak rumah sakit kesulitan menemukan jenazah ayahnya karena banyaknya jenazah yang harus ditangani.

Dirinya menduga pemerintah berusaha menutupi kegagalan yang ada khususnya dalam menangani kasus virus corona.

"Satu teori bahwa mereka tidak memberi tahu keluarga karena mereka ingin menyembunyikan jumlah kematian Covid-19," pungkas Blanca.

Baca Juga: Petugas COVID-19 Tengah Lakukan Pemblokiran Jalan, Terdengar Suara Tangis 'Kuntilanak'

Sebagai informasi, jumlah kasus kematian di negara Ekuador tercatat sebanyak 1.063 orang dengan kasus positif mencapai 26.336 kasus. Namun, data tersebut diragukan warga setempat.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x