Network
PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Ketegangan antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dengan Tiongkok terus berlanjut dan memanas.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa dirinya yakin Beijing akan berusaha membuatnya kalah dalam pemilihan ulang pada November 2020.
Namun, Tiongkok membantah pernyataan yang sebelumnya Trump sebutkan dan dengan tegas mengklaim tidak berminat ikut campur dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.
Baca Juga: Wilayah Kudus Diguncang Gempa Magnitudo 3,0, Sinyal Peringatan Sesar Muria Masih Aktif
"Pemilihan presiden Amerika Serikat adalah urusan internal, kami tidak tertarik mencampuri urusan itu," ujar juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok Geng Shuang.
"Kami berharap rakyat Amerika Serikat tidak akan menyeret Tiongkok ke dalam politik pemilihan umumnya," tambahnya.
Donald Trump dalam wawancara untuk Reuters pada Rabu 20 April 2020 menyatakan bahwa "Tiongkok akan melakukan apa saja untuk membuat saya kalah dalam persaingan ini."
Baca Juga: Wabah COVID-19 Belum Usai, Noor Hisham: Kami Temukan Mutasi Ganas Virus Corona Jenis Baru
Dirinya menduga Beijing menginginkan lawannya yakni Joe Biden dari partai Demokrat, memenangi pemilihan presiden untuk meringankan tekanan yang diberikan Donald Trump terhadap Tiongkok terkait perdagangan dan masalah lainnya.
Lebih lanjut Trump juga mengatakan dirinya sedang mempertimbangkan opsi yang berbeda dalam hal konsekuensi untuk Beijing atas pandemi virus corona.
Sebelumnya, Trump dan sejumlah pejabat tinggi AS menyalahkan Tiongkok karena dinilai menjadi dalang atas terjadinya pandemi COVID-19 yang telah menginfeksi lebih dari sejuta orang Amerika Serikat dan telah menyebabkan resesi perekonomian di Amerika Serikat.
Sumber artikel dari bekasi.pikiran-rakyat.com dengan judul "Dituduh Hendak Gulingkan Donald Trump Tahun Ini, Tiongkok: Kami Tak Tertarik"
"Ada banyak hal yang bisa saya lakukan. Kami sedang melihat apa yang terjadi," tegas Donald Trump.
Menanggapi tuduhan tersebut, Geng Shuang menegaskan bahwa posisi Tiongkok disini adalah sebagai korban epidemi dan bukan kaki tangannya.
"AS harus tahu ini: musuhnya adalah virus, bukan Tiongkok," pungkasnya.***
