Taliban Mendorong Cadangan Keuangannya yang Dibekukan Segera Dicairkan

- 30 Oktober 2021, 10:40 WIB
Taliban dorong cadangan keuangannya yang dibekukan segera dicairkan.
Taliban dorong cadangan keuangannya yang dibekukan segera dicairkan. /Alexander Zemlanichenko/Pool via REUTERS/

PR BOGOR – Pemerintah Taliban Afghanistan mendesak untuk membuka akses miliaran dolar cadangan bank sentral ketika negara yang dilanda kekeringan itu menghadapi krisis uang tunai, kelaparan massal dan krisis migrasi baru.

Afghanistan memiliki aset miliaran dolar di luar negeri dengan Federal Reserve AS dan bank sentral lainnya di Eropa, tetapi uang itu telah dibekukan sejak Taliban menggulingkan pemerintah yang didukung Barat pada Agustus.

Seorang juru bicara kementerian keuangan mengatakan pemerintah akan menghormati hak asasi manusia, termasuk pendidikan perempuan, saat ia mencari dana segar di atas bantuan kemanusiaan yang katanya hanya menawarkan "bantuan kecil".

Dibawah pemerintahan Taliban dari tahun 1996-2001, sebagian besar wanita tidak mendapatkan pekerjaan dan pendidikan yang dibayar dan biasanya harus menutupi wajah mereka dan ditemani oleh kerabat laki-laki ketika mereka meninggalkan rumah.

Baca Juga: Daftar Peringkat Reputasi Brand Grup Idol Bulan Oktober 2021, BTS di Posisi Teratas

"Uang itu milik negara Afghanistan. Berikan saja uang kami sendiri. Membekukan uang ini tidak etis dan bertentangan dengan semua hukum dan nilai internasional," ujar juru bicara kementerian Ahmad Wali Haqmal dikutip PikiranRakyat-Bogor.com dari Reuters.com.

Seorang pejabat tinggi bank sentral meminta negara-negara Eropa termasuk Jerman untuk melepaskan bagian mereka dari cadangan keuangan untuk menghindari keruntuhan ekonomi yang dapat memicu migrasi massal ke Eropa.

"Situasinya putus asa dan jumlah uang tunai berkurang," Shah Mehrabi, anggota dewan Bank Sentral Afghanistan. Ada cukup sekarang ... untuk menjaga Afghanistan sampai akhir tahun,” ujarnya.

"Eropa akan terkena dampak paling parah, jika Afghanistan tidak mendapatkan akses ke uang ini. Anda akan mendapat kondisi terpuruk karena tidak dapat menemukan roti dan tidak mampu membelinya. Orang akan putus asa. Mereka akan pergi ke Eropa," ujar Mehrabi.

Halaman:

Editor: Linda Rahmadanti

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x